Search This Blog

Sabtu, 08 Januari 2011

RINDU


Pernahkah terbayang ada seorang lelaki bernama Ayah yang sanggup membesarkan putri tunggalnya dari tangannya sendiri? Maha Besar ALLAH yang membuat segalanya jadi mungkin, cinta seorang Ayah yang sangat luar biasa mampu mengalahkan cinta cinta yang lain, yang ada dalam jiwanya adalah “bagaimana membesarkan titi...pan ALLAH, seorang bayi perempuan agar menjadi seorang perempuan solehah yang mencintai ALLAH“

Terbayangkah seorang Ayah yang memangku bayi mungil sambil memberi susu dari botol karena hidup ditangan seorang Ayah bisa dipastikan tidak ada ASI [air susu Ibu], menatap mata indah bola pingpong milik sang bayi adalah surga tersendiri bagi sang Ayah, tangisan sang putri menjadi dawai termerdu, mengganti popok yang penuh ompol dan kotoran si kecil menjadi tugas sehari hari Ayah diluar tugas mencari nafkah yang menjadi kewajibannya, bahkan menina bobokan, mengayun ayunkan sang putri dalam buaian hingga tertidur

Terbayangkah betapa berat namun indah hidup Ayah ketika menuntun sang putri belajar merangkak, berjalan hingga mampu berlari, bangun dan jatuh dipelukan Ayah, belajar naek sepeda, belajar berenang, belajar membaca dan menulis, belajar mengaji, belajar menghafal doa doa pendek, belajar memetik gitar, membacakan buku cerita agar sang putri tertidur lelap dan bermimpi indah, menyelimuti, dan tidur disofa disamping tempat tidur sang putri ketika sang putri panas tinggi saat sakit… mungkin tidak tidur karena harus mengaji disisi untuk sang putri ketika anak tunggalkan harus terbaring tak berdaya :)

Dan masih terbayang ketika hari pertama sang putri masuk sekolah, Ayah menggandeng tangannya, menuntun hingga gerbang sekolah sambil berbisik memberi kekuatan “hari ini nak, kamu mulai sekolah, disana nanti ada banyak Ibu yang bisa menjadi Ibu, Ayah tidak kemana mana, tidak meninggalkan, nanti begitu sekolah usai temui Ayah disini yah, dipagar sekolah ini” dan kecupan hangat dikening sang putri memberi kenyamanan tersendiri, memberi keberanian yang luar biasa … dan Ayah selalu ada diluar pagar menunggu hingga sang putri mampu dilepas untuk bisa datang dan pulang sendiri ke sekolah tanpa harus diantar lagi.

Iya itu semua terjadi dan berlalu dari tahun ke tahun, tak terbayangkan semua bisa dilalui Ayah hingga sang bayi perempuan kemudian beranjak remaja menjadi putri yang cantik dan Ayah selalu ada untuk mendengarkan celoteh sang putri, menyiapkan telinga untuk menjadi pendengar yang baik, menyiapkan kata kata yang manis untuk menasehati sang putri tanpa melukai hati putri tunggalnya, meski banyak sekali kesalahan diperbuat, bertukar cerita, bertukar canda, tertawa bersama ketika ada saja cerita lucu yang keluar bak meteor dari bibir mungil sang putri, menyiapkan bahu untuk menampung tangis sang putri ketika sang putri patah hati

Rasanya tak berlebihan doa sang putri, “Jika ada seorang hamba yang menjadi pilihan ALLAH untuk memasuki surga ALLAH setelah Rasul dan para sahabat, maka ia ingin hamba itu adalah Ayahnya”

Ada dialog yang mengharukan ketika sang putri menyandarkan kepala di bahu sang Ayah, dan ia menanyakan kepada Ayahnya ”berat ya Yah kepala saya bersandar disini?” dan Ayah menjawab “tidak ada yang berat buat Ayah selama Inong masih ada disini disamping Ayah setiap hari, akan lebih berat jika tak ada lagi putri Ayah“
Subhanallah …

Ayah ini memang lelaki yang luar biasa, tanpa Ayah sang putri tak akan menjadi seperti sekarang, tanpa Ayah perjalanan hidupnya sudah berakhir sekian tahun yang lalu, sedalam danaupun tinta tak akan mampu menuliskan semua yang telah Ayah lakukan, semoga saya mampu menjadi anak berbakti disisa napas saya dan Ayah, tidah mendurhakai Ayah lagi dan lagi :(
Iya hari ini sang putri berulang tahun …

Sekian dasawarna sudah berlalu, dan tapak kaki kecil bocah centil ini sanggup mengantar saya menuju dewasa dan tua, harapan saya semoga disisa napas yang dititipkan ALLAH ini saya mampu terus mencintai ALLAH dan menjadi berguna untuk manusia yang lain.. Amin ya Rabb
”beresin dulu tuh tugas yang Ayah kasih De”

0 komentar: