Search This Blog

Senin, 10 Januari 2011

LEGENDA TANAH JAWA.



SANG PENAKLUH TANAH JAWA.......

”Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan,

Sudah beberapa kali utusan dari Arab, untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya telah gagal secara makro. Disebabkan orang-orang Jawa pada waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Dengan tokoh-tokoh gaibnya masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar P Jawa.

Para ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang sangat berat, meskipun berkembang tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Secara makro dapat dikatakan gagal.

Maka diutuslah Syeh Subakir untuk menyebarkan agama Islam dengan membawa batu hitam yang dipasang di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk : Jin, setan dan mahluk halus lainnya.

Syeh Subakirlah yang mampu meredam amukan dari mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “ Walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa,

tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku ingat itu wahai Syeh Subakir.”

“Apa itu?” kata Syeh Subakir.

Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”.



SHANG PENAKLUK BUMI JAWA

Siapakah Syaikh Subakir yang sebenarnya?
Beliau lahir di Persia, Iran. Syekh Subakir berasal dari Iran.
Beliau adalah cicit dari sahabat Nabi Muhammad saw, yaitu Salman Al-Farisi.
Nasab lengkap beliau adalah Syaikh Subakir
bin Abdulloh
bin Aly bin Ahmad bin Aly
bin Ahmad bin Abdulloh
bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad
bin Aly bin Abubakar
bin Salman
bin Hasyim
bin Ahmad
bin Badrudin
bin Barkatulloh
bin Syafiq
bin Badrudin
bin Omar
bin Aly bin Salman Alfarisiy

Syaikh Subakir adalah juga ahli ekologi Islam. Pemerhati lingkungan dan alam semesta. Sebagai pakar dalam bidang ekologi, beliau banyak sekali membaca fenomena-fenomena alam terutama bidang Vulcanologi, yaitu ilmu tentang Gunung Berapi. Kalau dalam sains modern, beliaulah ahli Meteorologi dan Geofisika.

Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan para Wali GENERASI PERTAMA, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, mereka diantaranya:

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat.

Ketika Syaikh Subakir sampai di tanah Jawa, beliau bergelar Aji Saka.
Syaikh Subakir berdakwah di daerah Magelang Jawa Tengah, dan menjadikan Gunung Tidar sebagai Pesantrennya.

Ada beberapa karya Syaikh Subakir yang bergelar Aji Saka, yaitu:
1. Beliau adalah penemu Huruf Jawa, yang berbunyi:
HA NA CA RA KA,
DA TA SA WA LA,
PA DHA JA YA NYA,
MA GA BA THA NGO

2. Beliau pula yang memberi nama Jawa, yang diambil dari bahasa Suryani artinya Tanah Yang Subur.




JANGKA LEMAH JAWA
Tanah Jawa dalam zaman purba........,....
Waktu itu pulau jawa yang terkenal dengan nama Nusa Kendeng,
masih merupakan pulau kosong, hampir tiada penghuni manusia sama sekali.
Yang ada hanya satu dua orang bangsa kubu yang masih liar dan kerap kali menjadi mangsa harimau, ular2 yang berukuran luar biasa besarnya, atau menjadi korbannya nyamuk2 penyebar bibit malaria hitam, laba2 beracun, ular cobra, ular berkepala dua dan lainnya, yang sangat berbahaya dan belum teratasi oleh mereka yang pikirannya masih belum terbuka sama sekali.

Karenanya jumlah mereka senantiasa tidak dapat bertambah sebagai mestinya.
Tanah jawa waktu itu hanya merupakan rimba raya dan hutan belukar, membujur dari pantai kepantai.Pohon2 besar dan tinggi yang tak terhitung banyaknya berjulangan ke angkasa dengan megahnya.Di atas pohon2 raksasa itu, terdapat beraneka burung2, dari garuda sampai emprit/manyar, ber-jenis2 kera, beruk, macan tutul dan lain sebagainya, pun tidak kurang ular2 sebesar batang pohon kelapa dengan ekornya dililitkan pada cabang2 pohon, kepalanya bergantungan kebawah untuk menantikan rusa, babi hutan dan lain2-nya yang mungkin lewat dibawahnya sebagai mangsannya.

Jika diatas pohon terdapat apa yg di sebutkan tadi, maka di semak2 pohon yang rindang, didalam goa2 yang gelap, di tempat2 yang lembab, didalam jurang2 yang curam, di rawa2, sungai atau danau2 yang tenang airnya, sering tertampak pemandangan2 yang menakutkan bagi orang jaman sekarang.

Disana macan gembong, serigala, banteng, beruang, kerbau hutan, orang utan dan sebagainya berkeliaran. Disana sini buaya, ular2 besar, nyambik, kura2, tenggalung, laba2 beracun, kelabang besar dan lain2 sebagainya mencari mangsa masing2 dengan sibuknya. Ini belum terhitung binatang2 atau hewan yang keturunannya kini telah punah pula di permukaan bumi ini.

Sedang tonggaret gareng, rètnong dls. Senantiasa memperdengarkan suaranya dengan irama yang begitu dan begitu saja, dengan gemanya yang tidak merdu didengar oleh telinga manusia biasa.




ada kalanya jin, peri, danyang, setan, dedemit, bekasakan serta lelembut (badan halus) lainya menampakkan diri; wajahnya, dari yang cantik molek sampai yang aneh2 dan menakutkan sekali. Dan ada kalanya pula, mereka itu memperdengarkan suara jerit tangisnya atau gelak tertawanya bekakakan begitu nyaring, yang lalu di susul dengan suaranya burung bekokokbeluk, gagak, engkak, kakatua dls. Dengan diiringi jeritannya kera, raungan harimau dan lain sebagainya.

Semuanya menimbulkan gema suara yang tak sedap didengar manusia: sedang binatang yang lemah, karena merasa ketakutan, lari kesana-kemari dengan tidak tentu tujuan, hingga nampaknya seolah langit akan roboh dan dunia ini agaknya akan kiamat ! Sudah tentu suasana yang demikian itu menambahkan keadaan yang memangnya sudah seram menjadi amat menakutkan.

Karenanya, rasanya tidak di-lebih2-kan jika dikatakan orang, bahwa tanah Jawa pada waktu itu merupakan pulau yang amat keramat, gelap, sunyi dan seram sekali !





Waktu itu, diatas satu bagaian daripada Gunung Tidar terdapat sepasang makhluk hidup,
manusia yang sedang duduk bertapa dengan asiknya.

Togog: ,,semar, mengapa hawanya begini panas?"

Semar: ,,Eh, kakak Togog, mengapa kaupun masih turut merasakan panas? Angkatlah kakimu yang sebelah kanan sebentar, kau nanti akan merasakan panas pula"

Togog: ,,Oh, benar, Semar apakah sebabnya terasa panas ini?"

Semar: ,,apakah kamu tidak tahu, kakak togog, bukankah tujuh tahun yang lampau, yaitu menurut penanggalan Rum, pada bulan Nisan, tahun 437, Sri sultan Al-gabah telah mengirimkan 20.000 orang kepala keluarga untuk ditanam sebagai bibit manusia yang bakal menjadi penghuni pulau yang masih kosong ini?

Tapi tidak lama kemudian dari jumlah 20 ribu orang kepala keluarga itu, hanya tinggal 20 orang kepala keluarga saja yang masih hidup, yang tentu saja merasa takut dan buru2 pulang ketanah airnya untuk melaporkan peristiwa tersebut kepada sri sultan al-gabah yang memperoleh perintah gaib untuk mengisi pulau yang kosong ini".

Togog: ,,kemana hilangnya manusia yang lain itu, semar?".

Semar: ,,mereka telah hampir2 habis karena menjadi mangsa para dedemit dan bekasakan, dan sebagaian pula menjadi mangsa binatang2 yang buas dan atau terserang penyakit yang hebat".

Togog: ,,bukankah itu telah lama lampau, tapi mengapa kini baru merasa hawanya terlalu panas semar?"

Semar: ,,begini, kakak togok, sri sultan algabah tidak putus asa, beliau kirim pula 20.000 orang kep. Keluarga, yang dikumpulnya dari orang2 Hindustan, Khaling dan Cempa. Rombongan kedua ini di pimpin dan di kepalai oleh seorang Raja pendita yang sakti mandraguna dari TimurTengah yaitu Sech Subakir namanya, untuk mengusir jin, peri, danyang, setan, dedemit, bekasakan dan bangsa lelembut lainnya yang jahat.
Dan kemarin, yaitu menurut penanggalan Rum bulan Tasriniki tahun 444, raja pendita subakir telah menanamkan tumbal dan jimat, yang di buatnya oleh para pendita sakti mandraguna dan para pertapa lainnya di Rum. Tumbal dan jimat itu di tanam di empat penjuru dan tengah2 pulau ini. Karenanya, kau pun turut merasakan hawa yang panasnya luar biasa itu, kakak togog".




Togog: ,,apa dengan demikian ini nanti kesemuanya jin, peri, danyang, setan dan bangsa lelembut lainnya sama enyah dari pulau kita ini, semar?"

Semar: ,,tidak, kakak togog, hanya mereka yang bersalah karena telah memangsa manusia itu saja yang sudah sama enyah menuju kelautan selatan, dekat nusakambangan. Tapi mereka yang tidak berdosa tetap masih menjadi penghuni halus dari pulau ini, sesuai dengan perintah Sang Hyang Wenang. Aku akan tetap menjadi raja mereka dan tetap bersemayam di GunungTidar ini".

Togog: ,,Tetapi, apa waktu jimat dan tumbal dari pendita subakir tadi di tanam, tidak akan membawa pengaruh apa2, semar?"

Semar: ,,nyata kau ini terus menerus tidur saja, kakak togog. Setelah tumbal itu di tanam, maka dalam waktu 21 hari/malam hujan angin datangnya lebat sekali dengan di iringi suara guntur halilintar dan suara jerit-tangisnya bekasakan yang telah lama enyah itu".




Selagi kaki semar dan kaki togog ber-cakap2 dengan asiknya. Tiba2 pendita subakir telah sampai di gunung tersebut dan dengan hormatnya ia menanya kepada kaki semar.

Semar: ,,Paduka raja pendita, sebenarnya saya ini adalah sang Hyang Batara Maya atau kaki semar, saudara tua daripada Sang Hyang Batara Manik. Oleh Sang Hyang Maha Wenang saya di tugaskan untuk menjadi raja jin setan, danyang, dedemit dan lelembut lainnya di pulau ini.

Dan adik saya Sang Hyang Batara Manik ditugaskan untuk menjadi Raja jin, setan, danyang, dedemit dan para lelembut lainnya di pulau Hindia sebelah timurnya pulau ini.

Sedang yang duduk disamping saya ini adalah Sang Hyang Antaga atau kaki togog, saudara tua angkat saya yang selamanya tak akan berpisah dengan saya".
Menjawab kaki semar dengan cara yang tidak kalah hormatnya

Syaikh Subakir: ,,kaki, engkau sebagai raja para lelembut di kepulauan ini, mengapa engkau membiarkan rakyatmu memangsa bangsa manusia yang telah dijadikan bibit di pulau yang masih belum ada penduduknya manusia ini?"

Semar: ,,Paduka tuan pendita, segala sesuatu sebenarnya mempunyai garis2 dan ketentuan sendiri2. Pulau ini termasuk bagian timur daripada bagian dunia, hingga penduduknya yang bakal menjadi penduduk asli harus diambilnya keturunan bangsa timur juga yang berkulit warna sawo, tengguli, atau kuning langsat.
Jadi bukan keturunan dari bangsa kulit putih atau dari Rumstambul. Karenanya, aku tidak berkuasa menentang koderat".

Syaikh Subakir: ,,oh, begitu, kaki".kata sech subakir, yang juga telah mengetahui jalan koderat itu,,tapi bagaimanakah setelah ini dibawanya orang2 dari hindustan, khaling, cempa, kamboja dan sekitarnya itu? Lebih2 pula setelah kutanami tumbal dan jimat?"

Semar: ,,mereka itu memang sudah selayaknya menjadi benih2 yang akan menjadi penduduk asli dari pulau ini. Sedang tumbal dan jimat yg paduka tuan pendita tanam itu adalah semacam tindakan untuk memberi hukuman dan pengusiran kepada mereka yang telah berbuat salah".

Syaikh Subakir: ,, apakah pulau ini sudah bersih benar dan tidak ada jin, setan, dedemit serta lelembut lainnya yang masih ketinggalan?"

Semar: ,,oh, masih sangat banyak juga paduka tuan pendita... Tapi mereka itu adalah bangsa lelembut yang tidak begitu jahat seperti mereka yang telah enyah ke nusa kambangan".

Sech Subakir: ,,apakah mereka tidak bakal mengganggu manusia?"

Semar: ,,selama manusia tidak mengganggu mereka, sudah barang tentu mereka pun tidak akan mengganggu manusia".

Syaikh Subakir: ,,bagaimana penghidupan mereka nanti, Kaki Semar?".

Semar: ,,penghidupan mereka akan tetap sebagaimana sediakala paduka tuan pendita, karena barang siapa yang telah diberi hak untuk menetap disuatu tempat harus pula diberinya hak untuk mencari penghidupan yang layak. Jika hak mereka itu di langgar, maka bukan saja manusia akan melanggar perikemanusiaan dan perikebajikan, tapi perilakunya yang sewenang2 itu akan tak berjalan lama, karena pasti lekas runtuhnya".




Syaikh Subakir: ,,apa nanti kau tidak akan berat sebelah, kaki semar?"

Semar: ,,apakah yang paduka tuan pendita maksudkan?"

Syaikh Subakir: tegasnya, jika fihak lelembut yang berbuat salah, kau beri maaf, tapi sebaliknya jika manusia yang berbuat salah sedikit saja, kau akan mengambil tindakan untuk menghukum seberat2-nya?".

Semar: ,,oh, paduka tuan pendita, saya telah memahami koderat alam, bahwa segala perbuatan baik atau busuk itu akan memperoleh ganjaran sendiri2. Apalagi perbuatan yang paduka tuan pendita katakan itu.
Jika fihak yang Wenang berlaku berat sebelah dan meninggalkan keadilan, membiarkan fihak yang satu berbuat ADIGANG ADIGUNG dan ADIGUNA
(berlaku congkak karena merasa dirinya agung dan berguna), atau berbuat salah dan melanggar hukum, tapi tidak di ambil tindakan sesuatu apa; sedang fihak yang lain meski perbuatannya sudah benar masih di salahkan atau di-cari2 kesalahannya, maka ini bukan berarti menyinta yang di asuhnya, bahkan perbuatan demikian ini meracuni yang katanya dicinta itu.

Jika seorang anak saya, seumpamanya. Berbuat melanggar atau sewenang2 terhadap anak orang lain, lalu anak saya tadi tidak saya hukum sebagaimana mestinya, maka anak2 saya yang lain, karena merasa bapaknya senantiasa melindungi dan membelanya mereka pun akan menirunya. Kemudian setelah anak2 saya tadi sudah membiasakan diri di tempat yang kurang benar, akhirnya mereka pasti menjadi rusak dan tidak mengindahkan larangan saya berdasarkan jalan yang benar dan setelah larangan saya abaikan, maka lenyaplah kewibawaan saya"

mendengar keterangan kaki semar, pendita subakir tertawa ter-bahak2.




Syaikh Subakir: ,,nyatalah kaki semar, saya telah bertemu dengan sang hyang Batara Maya sebagai yang telah di beritahukan oleh Sang Hyang Widdi secara ilham dalam waktu saya bertapa untuk membuat tumbal dan jimat yang sudah saya tanam itu. Karenanya aku akan memberi tugas kewajiban kepada engkau berdua, untuk mengasuh dan mengamat-amati pulau jawa seisinya, mulai dari di isi manusia untuk yang kedua kalinya ini sehingga kelak tibanya KIAMAT KUBRA".

Semar: ,,baik paduka tuan pendita, karena saya pun telah di beritahukan oleh Sang Hyang Widdi secara gaib untuk menyanggupi apa yang paduka bakal memberi tugas kewajiban yang saya harus tunaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya dan se-adil2-nya".

Syaikh Subakir: “ ketahuilah, kaki semar, bahwa tanah jawa semenjak di isi manusia untuk yang kedua kalinya sehingga kelak tibanya saat kiamat kubra, maka akan mengalami 2100 tahun surya yang terbagi menjadi :
TRIKALI atau TIGA ZAMAN BESAR, yaitu:
1. KALISUARA atau ZAMAN SUCI.
2. KALIYOGA atau ZAMAN TUMBUH-TUMBUHAN.
3. KALISENGARA atau ZAMAN AIR
Tiap2 zaman besar tersebut berumur 700 tahun, masing terbagi lagi menjadi SAPTA MALAKA atau TUJUH ZAMAN KECIL.



0 komentar: