Search This Blog

Minggu, 23 Januari 2011

FILSAFAT JAWA


Dalam konsep masyarakat ( Ummah ) jawa dwipa ...prilaku ADI LUHUNG (akhlaqul karim) menuntun kita menjadi ADI MANUSIA ( insan al kamil ) sebagaimana PRANATA ( hablum minannaash ) dalam agama KAPITAYAN ( tauhid ) bahwa hidup adalah:

URAP URIP URUP

1. URAP
yg apabila di terjemahkan harfiahnya Adalah NGAJI / MENKAJI segala sesuatu yg berhubungan dengan segala sendi sendi kehidupan kita yg terlihat terekam terasa terbaca dan yang tersirat dalam keseharian kita. Satu satunya piranti/ instrument utama yg tepat untuk dapat mengkaji apapun itu adalah Qolbu yg dipakai secara jernih untuk BERFIKIR

(FAATHIR (PENCIPTA) [35:37]
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir BAGI ORANG YANG MAU BERFIKIR, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.

(AL BAQARAH (Sapi betina) [2:219]
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa'at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa'atnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu SUPAYA KAMU BERFIKIR,

(AL A'RAAF (Tempat tertinggi) [7:176]
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. MAKA CERITAKANLAH (KEPADA MEREKA) KISAH-KISAH ITU AGAR MEREKA BERFIKIR.


(YUNUS [10:24]
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya {683}, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya {684}, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) KEPADA ORANG-ORANG BERFIKIR.

( AR RA'D (GURUH) [13:4]
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) BAGI KAUM YANG BERFIKIR.


AR-RUUM (BANGSA RUMAWI) [30:21]
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda BAGI KAUM YANG BERFIKIR.

(SURAT AZ ZUMAR (ROMBONGAN-ROMBONGAN) [39:42]
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan {1314}. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah BAGI KAUM YANG BERFIKIR.

(AL JAATZIYAH (YANG BERLUTUT) [45:13]
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) BAGI KAUM YANG BERFIKIR.


2. URIP
yg apabila di terjemahkan harfiahnya Adalah menjalin memper erat dan menjaga tali SILATURAKHIM/ KOMUNIKASI/ INTERAKSI dengan semua Manusia secara universal tanpa membeda bedakan SARA ( suku agama dan ras ).

Di Era millennium dan digital yg ada sekarang ini siapapun akan menjadi pemenang apabila dia mempunyai informasi yg dibutuhkan dalam segala aspect baik politik, keamanan, pertahanan dan ekonomi.

Kebutuhan akan NGURIPI = menafkahi diri sendiri atau keluarga, memberikan atau mencari pencerahan, menghidupkan organisasi atau silahturahmi, menyalakan lampu hati nurani,


(AT TAHRIM (MENGHARAMKAN) [66:6]
Hai orang-orang yang beriman, PELIHARALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

(AN NISAA' (WANITA) [4:36]
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan BERBUAT BAIKLAH KEPADA DUA ORANG IBU-BAPA, KARIB-KERABAT, ANAK-ANAK YATIM, ORANG-ORANG MISKIN, TETANGGA YANG DEKAT DAN TETANGGA YANG JAUH {294}, DAN TEMAN SEJAWAT, IBNU SABIL {295} DAN HAMBA SAHAYAMU. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,


(AL FURQAAN (PEMBEDA) [25:28]
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan {1066} itu TEMAN AKRAB(ku).

(AL MAA-IDAH (HIDANGAN) [5:82]
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan SESUNGGUHNYA KAMU DAPATI YANG PALING DEKAT PERSAHABATANNYA DENGAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.


3. URUP ( amal jariyah/ berbagi/ sharing )...

yg apabila di terjemahkan harfiahnya Adalah TUKAR MENUKAR, Tutur lan Tinular, saling memberi dan menerima dengan semangat Ghirah, tanpa pamrih demi mengabdi pada Shang Hyang Wenang ( yg Maha Kuasa) dalam bentuk ( AMAL / Perbuatan ) apapun baik fisik atau non fisik dalam kerangka berfikir Manusia yg Universal.


(AN NISAA' (WANITA) [4:36]
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada DUA ORANG IBU-BAPA, KARIB-KERABAT, ANAK-ANAK YATIM, ORANG-ORANG MISKIN, TETANGGA YANG DEKAT DAN TETANGGA YANG JAUH {294}, DAN TEMAN SEJAWAT, IBNU SABIL {295} DAN HAMBA SAHAYAMU. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

BAQARAH (Sapi betina) ayat 62) [2:62]
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin {56}, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah {57}, hari kemudian dan BERAMAL SALEH 58, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


(AL BAQARAH (Sapi betina [2:277]
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, MENGERJAKAN AMAL SALEH, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.)

(ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) [3:57]
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan AMALAN-AMALAN YANG SALEH, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.


Intisari dari konsep URAP URIP URUP

- merupakan penegasan cermin keluhuran agama Hyang Murboing Jagad (Tauhid)
- yg dibawa Oleh Nabi semar dan diteruskan oleh Wali Al ‘Jawi pada abad ke 16 masehi
- dengan tujuan membendung pengaruh negative Sengkuni ( Ya’juk Wa Ma’juk )
- yg implementasinya berwujud pada gagasan pendirian Sedulur Papat Limo Pancer (Wali Songo )
- yg diharapkan bisa mengatur Pranata (Hablum Minannas)
- masyarakat ( Ummah ) yg hidup di bumi Jawa
- yg senafas dengan Sangkan Paraning Dumadi ( Sunnatullah)

bahwa hidup kita adalah ENDLESS LEARNING PROCESS, yg artinya no body smart no body clever = pada dasarnya ( hakekatnya ) kebenaran adalah hanya di Mata Allah saja.


0 komentar: